Dalam dunia periklanan digital yang terus berkembang, Google yang selama bertahun-tahun mendominasi kini menghadapi ancaman serius dari platform lain seperti TikTok dan perusahaan-perusahaan kecerdasan buatan (AI). Perubahan signifikan dalam perilaku pengguna, teknologi baru, dan strategi periklanan yang lebih inovatif membuat posisi Google mulai goyah.
Daftar Isi
TikTok Memasuki Dunia Iklan Pencarian
TikTok, platform media sosial yang populer di kalangan anak muda, kini tak hanya menjadi tempat untuk hiburan, tetapi juga mulai merambah bisnis periklanan. Fitur terbaru TikTok memungkinkan pengiklan untuk menargetkan iklan berdasarkan pencarian spesifik dari pengguna. Dengan lebih dari 3 miliar pencarian setiap hari di TikTok, platform ini menawarkan kesempatan besar bagi merek untuk menjangkau audiens yang lebih muda dan dinamis.
Pendapatan TikTok diperkirakan akan tumbuh pesat hingga 38,1% pada tahun ini, menurut data dari eMarketer. Angka ini menjadi sinyal kuat bahwa TikTok bisa menjadi ancaman nyata bagi dominasi Google di dunia periklanan digital. Namun, meski jumlah pencarian di TikTok masih relatif lebih kecil dibandingkan Google, tren ini menunjukkan pergeseran yang jelas.
Baca Lainnya: Apple Intelligence: Inilah Fitur-Fitur, Perangkat yang di Dukung dan Tanggal Rilisnya
Perplexity: Startup AI Besutan Jeff Bezos
Selain TikTok, perusahaan AI yang didirikan oleh Jeff Bezos, Perplexity, juga siap menjadi pemain utama di industri periklanan digital. Perplexity menghadirkan iklan di bawah jawaban yang dihasilkan oleh AI, sebuah langkah yang menarik perhatian banyak pengiklan. Pengguna di platform ini dapat mengajukan pertanyaan lanjutan, dan pengiklan dapat mensponsori jawaban yang dihasilkan, memberikan merek kesempatan untuk terhubung dengan audiens secara lebih organik.
Menurut data, sekitar 46% pengguna di Amerika Serikat mengajukan pertanyaan lanjutan saat menggunakan Perplexity, menunjukkan tingginya interaksi pengguna dengan konten yang disediakan oleh AI. Dalam bulan September 2024 saja, platform ini telah memproses lebih dari 340 juta pertanyaan, menunjukkan potensi besar bagi pertumbuhan iklan yang berbasis AI.
Amazon Memimpin Pencarian Produk
Sementara itu, Amazon juga telah menjadi alternatif utama bagi banyak pengguna yang melakukan pencarian produk secara langsung. Pengguna lebih sering mencari produk di Amazon daripada di Google, yang tentu saja berdampak pada pangsa pasar Google. Menurut laporan eMarketer, pangsa pasar Google di sektor pencarian diperkirakan akan turun di bawah 50% pada tahun depan, sementara Amazon akan terus meningkat dengan pangsa pasar mencapai 22,3% di tahun ini.
Amazon, dengan fokus kuat pada e-commerce, telah berhasil menciptakan ekosistem yang memungkinkan pengguna tidak hanya mencari, tetapi juga membeli produk secara langsung. Ini memberi keuntungan besar bagi pengiklan yang ingin langsung berhubungan dengan konsumen potensial tanpa harus melewati langkah-langkah tambahan seperti yang terjadi di Google.
Google Merespons dengan AI
Menghadapi tekanan dari pesaing baru, Google tidak tinggal diam. Perusahaan ini juga telah memperkenalkan iklan yang disertai dengan jawaban AI pada hasil pencariannya. Fitur ini pertama kali diperkenalkan di pencarian mobile di Amerika Serikat, di mana iklan akan muncul di bagian atas hasil pencarian. Langkah ini diharapkan dapat memberikan pengalaman yang lebih efisien bagi pengguna, sekaligus menawarkan peluang baru bagi pengiklan untuk tampil lebih menonjol.
Namun, meskipun Google berusaha untuk memonetisasi pengalaman yang didukung oleh AI, pertumbuhan Google di sektor ini tetap lebih lambat dibandingkan pesaingnya. Pada tahun ini, Google diperkirakan hanya akan tumbuh 7,6%, angka yang jauh di bawah pertumbuhan Amazon dan TikTok.
Perubahan Lanskap Periklanan Digital
Apa yang kita lihat sekarang adalah perubahan besar dalam lanskap periklanan digital. Selama 15 tahun terakhir, Google menikmati dominasi yang hampir tak tertandingi di industri ini. Namun, kemunculan pemain baru seperti TikTok, Amazon, dan startup AI seperti Perplexity, menunjukkan bahwa masa depan periklanan digital akan semakin kompetitif.
Pergeseran ke AI juga menjadi faktor penting. Sebagian besar pengguna kini mulai beralih ke teknologi AI untuk mendapatkan jawaban yang lebih cepat dan akurat. Meskipun Google telah memperkenalkan fitur serupa, platform lain juga dengan cepat mengadopsi teknologi AI dalam strategi periklanan mereka. Ini termasuk TikTok yang memungkinkan merek untuk menargetkan audiens mereka berdasarkan kata kunci pencarian, serta Microsoft yang juga menguji iklan berbasis AI.
Baca Lainnya: Meta Menggunakan Postingan Media Sosial Pengguna Untuk Melatih AI
Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?
Tahun 2024 menjadi tahun yang sangat penting bagi industri periklanan digital. Google, meskipun masih memimpin pasar, menghadapi persaingan ketat dari platform seperti TikTok, Amazon, dan Perplexity. Inovasi-inovasi yang diperkenalkan oleh para pesaing ini telah berhasil menarik perhatian pengiklan, terutama dengan adanya teknologi AI yang semakin canggih.
Kita hanya perlu menunggu untuk melihat bagaimana Google akan merespons tantangan ini dan apakah mereka dapat mempertahankan posisinya sebagai raja di dunia periklanan digital. Tahun depan bisa menjadi titik balik penting dalam sejarah industri ini, di mana inovasi dan teknologi baru akan menentukan siapa yang akan memimpin di masa depan.