Dalam langkah terbarunya untuk memerangi penyebaran informasi palsu, TikTok akan mulai memberi label pada konten yang dibuat menggunakan kecerdasan buatan (AI) ketika konten tersebut diunggah dari luar platformnya. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk memberikan lebih banyak transparansi kepada pengguna terkait asal-usul konten yang mereka konsumsi.
Menurut pernyataan resmi yang disampaikan pada hari Kamis, TikTok mengakui bahwa sementara AI membuka pintu untuk kreativitas yang luar biasa, namun juga berpotensi membingungkan atau menyesatkan pemirsa jika tidak disertai dengan informasi yang jelas. Oleh karena itu, pelabelan konten AI dianggap sebagai solusi yang tepat untuk memperjelas konteksnya.
Baca lainnya: Pertarungan TikTok vs. Pemerintah AS: Perseteruan atas Data, Keamanan, dan Kebebasan Berekspresi
Kebijakan baru TikTok ini juga sejalan dengan upaya industri teknologi secara keseluruhan untuk meningkatkan perlindungan terhadap penggunaan AI. Sebelumnya, Meta telah mengumumkan kerja sama dengan mitra industri untuk mengembangkan standar teknis yang memudahkan identifikasi gambar, video, dan audio yang dihasilkan oleh alat kecerdasan buatan.
Google juga telah menyatakan komitmennya dengan mengumumkan bahwa label AI akan diterapkan di YouTube dan platform lainnya.
Langkah TikTok ini juga sejalan dengan perintah eksekutif yang ditandatangani oleh Presiden AS Joe Biden pada bulan Oktober, yang menyoroti pentingnya transparansi dalam penggunaan teknologi AI.
Dalam praktiknya, TikTok akan bekerja sama dengan Koalisi untuk Asal dan Keaslian Konten, menggunakan teknologi Kredensial Konten untuk melampirkan metadata pada konten. Metadata ini akan membantu mengidentifikasi konten yang dihasilkan oleh AI, baik dalam bentuk gambar, video, maupun audio.
Baca lainnya: Bakal jadi Saingan Google? OpenAI Siap Rilis Browser Pencarian Berbasis Artificial Intelligence
Dengan penerapan teknologi ini, TikTok berharap dapat membantu pengguna untuk lebih memahami asal-usul dan proses pembuatan konten yang mereka konsumsi. Ini juga dianggap sebagai langkah menuju transparansi yang lebih besar dalam penggunaan AI.
Claire Leibowicz, kepala Program AI dan Integritas Media di Partnership on AI, menyambut baik langkah ini, menganggapnya sebagai langkah berarti menuju transparansi AI yang lebih besar.
TikTok juga telah menyatakan komitmennya untuk terus mendukung upaya dalam meningkatkan transparansi online dengan bergabung dengan Inisiatif Keaslian Konten yang dipimpin oleh Adobe.
Dalam konteks hukum, langkah ini muncul hanya dua hari setelah TikTok dan ByteDance mengajukan gugatan hukum yang menantang undang-undang baru di Amerika Serikat yang dapat mengancam masa depan TikTok di negara tersebut.
Baca lainnya: Deretan Pembuat Gambar AI Terbaik dan Gratis yang Wajib Dicoba
Gugatan tersebut menandai titik terbaru dalam pertarungan hukum yang berlarut-larut mengenai TikTok di AS, dan dapat berujung pada keputusan yang akan memengaruhi masa depan platform tersebut di negara tersebut.